Senin, 24 Desember 2018

Trip Jogja Part 2

(bersambung), bagi yang belum baca mendadak menclok disini, biar gak bingung, baca dulu di Start Our Trip Surabaya to Jogja Part 1. Yeahhh.. dan setelah kemarin mengunjungi Prambanan dan tadi malam kami tiba di Magelang,

Punthuk Setumbu
Punthuk Setumbu
Pagi ini semua bangun di jam 3.30am, gile kepagian ngapain? Bangun mandi dan mau jalan donk guys.. Hahahahha kami ini memang team antimainstream, bergegas gantian mandi, dimulai dari mama, agung, disusul Van, gw dan si papi. Di pagi buta yang masih gelap gulita sebenarnya, hawa berasa dingin jadi walau mandi air hangat, badan tetap berasa menggigil. Selesai mandi, bergegas kita susun semua barang, angkut ke mobil, dan memulai perjalanan menuju Punthuk Setumbu. Semua disini sama-sama gak tau jalan, berbekal di kasih gambaran simple sama Bapak yang menjaga Lotus Homestay kami memulai perjalanan kami.

Jarak dari Lotus 2 Homestay ke Punthuk Setumbu dicapai menggunakan mobil di jalanan kecil berkelok dan menanjak sekitar 20menit. Berpacu dengan dinginnya subuh yang belum subuh sebenarnya, namun warga di area sekitar sudah keluaran, sepertinya memang sudah rutinitas sehari-hari, sampai di pos pertama Punthuk Setumbu, mereka mengontak bagian atas dengan handy talky agar kami bisa naik tanpa berselisih dengan mobil yang akan turun. (Keren juga..) Selanjutnya mobil kami di persilahkan naik. Bule juga banyak yang mengunjungi lokasi yang sedang terkenal akan matahari terbitnya.

Sampai ditujuan, mobil diparkirkan dikaki bukit dan membeli tiket masuk ke lokasi, pertiketnya Rp. 15.000,- silahkan dikali 5 untuk tau habisnya berapa. Setelah beli tiket di loket, sampai di pintu masuk dan kami memulai trekking kami pagi ini. Dalam keadaan dingin, belum sarapan, disuruh trekking ke atas, tetep semangat donk... Meskipun dijalan berhenti ngos-ngosan, story instagram juga napas nya sambil kembang kempis. Tapi mana boleh nyerah sebelum sampai diatas. Mama dan vanda pun ikutan naik loh..


Punthuk Setumbu
Punthuk Setumbu

Setumbu Selalu Menunggumu
Setumbu Selalu Menunggumu
Nirwana Sunrise Punthuk Setumbu
Nirwana Sunrise Punthuk Setumbu
Tiba sampai diatas menghabiskan waktu sekitar 40menit. Dan begitu tiba diatas rasa capek hilang seketika berganti rasa kagum akan indahnya pemandangan di atas Bukit Punthuk Setumbu. Dan di puncak ini, dapat melihat 3 spot utama di Jogja, diantaranya Gunung Merapi, Candi Borobudur dan juga Gereja Ayam yang sedang hits di film Ada Apa Dengan Cinta. Tentunya tujuan wisatawan melawan dinginnya subuh datang jauh kesini untuk melihat matahari yang menyembul dan bertengger indah. Banyak bule yang juga datang, untuk mengabadikan sunset yang memang super cakep. Selain menyaksikan sunset, ada berbagai spot foto yang sedang instagramable di Punthuk Setumbu ini.



Sunrise Punthuk Setumbu
Sunrise Punthuk Setumbu
Dan berikut foto di spot instagramable yang lagi ngetrend on 2018 :p

Ayunan Langit Punthuk Setumbu
Ayunan Langit Punthuk Setumbu
Ayunan Langit Punthuk Setumbu
Ayunan Langit Punthuk Setumbu
Ayunan Langit Punthuk Setumbu
Ayunan Langit Punthuk Setumbu
With Sunrise On Punthuk Setumbu
With Sunrise On Punthuk Setumbu
With Sunrise On Punthuk Setumbu
With Sunrise On Punthuk Setumbu










Gereja Ayam Punthuk Setumbu
Gereja Ayam Punthuk Setumbu






Tiba dibawah parkiran, dan bergegas meninggalkan Punthuk Setumbu, kami turun dan cari sarapan. Kelihatan Rumah Makan padang, kami yang notabene berasal dari Pulau Sumatra kegirangan. Berhenti makan sejenak, selesai makan aku sempat berleha sementara agung pergi check out hotel yang memang kamar sudah kosong waktu itu.

Setelah check out kami bergegas ke Borobudur. Masuk sampai Borobudur, dan tiba di tempat parkir, kami dikerumuni penjual. Disana si papi dan si mama beli topi, kemudian, aku vanda dan papi beli kacamata. Beli oleh-oleh juga berupa baju bertuliskan borobudur dan gantungan kunci.

Dalam perjalanan masuk, kami gak perlu membeli tiket lagi, karena sudah membeli tiket paket prambanan borobudur kemarin, di pelataran yang begitu luas, candi borobudur masih nampak jauh dan tinggi. Kami cekrek dulu ya..

Bandrol Sah Udah Nyampe Borobudur
Bandrol Sah Udah Nyampe Borobudur
Dan dari tukang foto yang akan memfoto kami selama di borobudur ini, kami mendapat informasi bahwa tinggi Candi Borobudur adalah 10 tingkat dimana kita bisa naik hingga ke tingkat 9 saja.

Peta Borobudur Bareng Si Van Yang Tetap Semangat
Peta Borobudur Bareng Si Van Yang Tetap Semangat
Bahkan menaiki Candi Borobudur tidak akan terasa lelah. Dan tukang foto ini sekaligus menjadi guide singkat kami selama disini. Dimana dijelaskan bahwa bangunan pada Candi Borobudur dibangun dengan kuncian batu. Sehingga tanpa semen pun batu yang disusun sangat kokoh dan kuat.
Pelataran Candi Borobudur
Pelataran Candi Borobudur
Pelataran Candi Borobudur
Pelataran Candi Borobudur
Pelataran Candi Borobudur
Pelataran Candi Borobudur
Pelataran Candi Borobudur
Pelataran Candi Borobudur
Relief-relief yang ada di sekeliling candi borobudur merupakan kehidupan nyata dan bercerita tentang moral yang maaf aku sendiri kurang mengerti terlalu dalam maknanya. Menaiki Candi Borobudur menggunakan cara Pradaksina sehingga tidak terasa capeknya sama sekali. Memutari satu pintu ke pintu lainnya sambil di beri penjelasan dan juga di bantu foto. Hingga tiba di atas terdapat 72 bangunan stupa, dengan arca Buddha yang sedang duduk bersila didalamnya.
















Berkeliling sampai atas, dijelasin, di fotoin udah, semua udah, kita perlahan turun. Karena turun lebih tidak melelahkan maka kami pun langsung bergerak turun tanpa berpradaksina lagi, tapi tangganya curam boo.. Si mama pegangan sama gw. Si Van pegangan sama si papi. Tiba dibawah dengan aman sentosa, sebenarnya kami sedikit tak menyangka kami baru saja turun dari atas yang tinggi itu.


Nah dari jalan keluar sana si Van sempat ngelihat gajah, kemudian kali ini kami naik kereta mini. Naik kereta mini menuju pintu keluar. Berhenti di dekat museum, kami mau melihat didalam museum sebentar, namun kami di panggil oleh si Tukang Foto yang tadi jadi guide singkat kami, ternyata foto selesai di cetak. Berusaha mengingat harga fotonya, tapi beneren deh gw lupa, yang gw inget itu ya.. Total foto adalah 16 lembar dan gw bayarnya 520ribu include dengan cd file asli foto.

Mahal gak sih foto siap jadi dengan harga segitu? Jujur bagi aku itu worth it banget. Walau 16 lembar foto, gak berpuluh lembar, tapi bagi kami yang ntah kapan bisa mengunjungi Borobudur lagi, di jelaskan tentang Candi Borobudur, tentang reliefnya, tentang stupa, tentang ini itu kenapa dan mengapa, belum lagi pertanyaan yang diajukan si Van, benar-benar si Bapak detail menceritakan dan memberikan edukasi bagi kami yang notabene buta tentang semua itu, bener-bener murah.

Bayangkan kalo harus cari guide dari luar harus bayar berapa? Ini gak usah loh.. Dijelasin dengan senyuman, mama di support, Ibu pasti bisa naik sampai atas, saya ajarin caranya ya biar Ibu gak capek, saya yakin Ibu bisa sampai atas. Dan jalan-jalan tiba-tiba aja si mama juga udah di lantai 9 booo...

Nah bagi siapa aja yang baca blog gw kemudian ingin juga mendapatkan hal yang sama, edukasi yang sama, pengetahuan lebih tentang Borobudur, disemangatin, sekalian di fotoin, fotonya begitu jepret juga bisa di pilih, jelek bisa minta hapus foto ulang, nah bisa menghubungi si Bapak yang sudah membawa kami dan memberi pengetahuan ke kami. (Ini bukan bentuk iklan, ini hanya sebuah ucapan terimakasih kepada si Bapak).


Nah balik lagi, selesai ngambil foto, kita kembali di kerumuni oleh banyak sekali orang berjualan celana dan lain sebagainya oleh-olehnya banyak pokoknya. Kita masuk ke museum. Dihalaman museum, terdapat alat music gamelan lengkap dengan pemainnya, kemudian ada terapi ikan yang murah meriah banget. 15 Menit hanya Rp. 5.000,- cari kemana lagi? Buru-buru berterapi ria, si kaki yang udah dibungkus sepatu berhari, belum lagi panas dan banyak sel kulit mati dicomot si ikan sampai kegelian pake banget. Tapi begitu si kaki naik, bersihnya booo.. Si ikan juga tambah sehat dan gendut.

Ini penampakan alat musik gamelannya :

Alat Musik Gamelan di Museum Candi Borobudur
Alat Musik Gamelan di Museum Candi Borobudur
Dan ini yang tersisa dari terapi ikan, cuma tiketnya doank. Karena kita lagi menikmati kegelian pas di patok ikan, jadinya gak ada foto-foto deh :(


Dari terapi ikan baru deh masuk ke dalam museum, si papi di jelasin ntah apa dan apa, dari museum lama sampai dimuseum baru. Dan dari begitu banyak tulisan begitu banyak kata, ada satu kata yang sungguh memikatku.

Dhammapada Candi Borobudur
Dhammapada Candi Borobudur
Dhammapada Candi Borobudur
Dhammapada Candi Borobudur
Selesai dari museum, kami berbalik menuju pintu keluar, dan si mama ketemu dengan batu cobek buat giling cabe serta jatuh cintalah dia. Batu cobek ini nantinya dibawa dari Magelang, sampe ke Jogja, Bali, hingga ke Surabaya. Selesai beli cobekan, kami keluar ke pelataran parkir, panasnya boo.. Baju udah basah, badan pun wangi, siapapun dekat pingsan aja udah,..*gw mah harum beneren* wkwkkw tapi beneren ini jaraknya luar biasa ditambah panasnya sengatan matahari, tampang juga udah kumal aja pokoknya..

Keluar dari sini sudah siang, dan perut sudah kempis menanti untuk di isi, google maps kembali bekerja mencari tempat makan yang ku dapatkan dari google. Mangut Beong Sehati Borobudur Spesial Ndas Beong kami datangi. Sempat kesasar juga kami telepon ke Bapak pemiliknya, dan waktu kita sampai menu sudah hampir habis, adanya menu pada di pesen duluan.

Kami memesan ayam opor untuk vanda, beong untuk kami dan sepiring pete untuk disantap bersama, tak lupa sebungkus kerupuk. Hajar dan makan tambah tambah terjadi disini, timbangan lupa ya guys bodo amat pokoknya enak aja. Sewaktu membayar, gw ditanya datang dari mana, menjawab datang dari Surabaya, si pemilik bertanya lagi tau dari mana tempat ini? karena lokasinya masuk gang, kami katakan dari google dan katanya banyak yang datang dari google padahal sebenarnya si Ibu gak pernah masukin ke google. Dan ketika ngobrol saya sempat bertanya, sehari berjualan berapa kg ikan, si Ibu menjawab biasanya 1 kwintal *pasang tampang bego shock me woi dimana orang ngeluh bisnis sepi, ini bukan di kota besar dan si ibu menjawab 1 kwintal itu biasanya* yah tapi untuk rasa makanan, makanan yang ada di depot ini memang menggugah selera, rasa pedas asin manis yang disajikan itu luar biasa. Enak dan satu lagi yang pasti, kami menggembungkan perut ber-5 pake tambah nasi, pake tambah kerupuk, minum juga tambah terus, itu menghabiskan Rp. 165.000,- saja. Murah meriah, kalo gw ke magelang lagi, gw pasti ke sini lagi.
RM. Mangut Beong Sehati Spesial Ndas Beong
RM. Mangut Beong Sehati Spesial Ndas Beong
Kekenyangan dari sini, kami lanjutkan perjalanan. Berniat pingin ke kalibiru atau tour lava merapi, sambil berdebat dimobil dan sudah 30menit di jalan, cuaca tidak mendukung, dan hujan turun dengan derasnya. Yang artinya itinerary kami mandek, sementara besok siang kami harus meninggalkan jogja dan berangkat menuju Bali. Tuhan sepertinya gak kasih izin untuk kami ke kalibiru dan ke lava merapi tour. Akhirnya menyerah kami turun ke Jogja, mencari hotel tempat kami tidur hari ini. Yeayy.. Hotel Atalie Malioboro, tepat di tengah Malioboro, dengan family room, harganya juga murah terjangkau, saya membelinya dari traveloka.

Selesai check in, turunin barang, kami keluar dan ke mall di Jogja, karena gw gak bawa baju banyak, dan baju gak sempat cuci, si papi juga bajunya abis, mari kita shopping sebentar. Belanja-belanja disini, dan ternyata udah sore banget. Masih hujan juga, makan apa donk? Ide muncul dari si papi, sate padang hayoloh.. Anak sumatra memang gak bisa lepas dari makanan padang. Makan dengan singkat menghabiskan Rp. 76.000,- dan balik ke hotel, udah gak tau orang, udah capek super, jam masih jam 7an tapi kita udah gak sanggup jalan gak kuat bangun dan kami semua terkapar tanpa sadar di hotel. Malam minggu di jogja cuma tidur doank, di tengah malioboro pulaaa,, *gw merasa menyesal dan bersalah banget dimoment itu*

Lastday Jogja

Yahhh.. gak banyak yang kami lakukan dihari terakhir ini, yang pastinya harus susun mobil supaya bisa tenang dan aman selama perjalanan. Pagi ini kami sarapan dari hotel. Setelah sarapan, bergeraklah kami mencari wedang tahu Bu Sukardi yang cukup terkenal di Jogja. Dipinggir jalan padahal, tapi kok banyak yang makan wedang tahu kemari ya? Ntahlah juga, semangkuk Rp. 7.000,- kami sikat dengan lahap dimobil, hangat diperut lega di tenggorokan.

Wedang Tahu Bu Kardi
Wedang Tahu Bu Kardi
Setelah berwedang tahu, hati lega, perasaan gembira, saatnya kami menuju pusat pembuatan bakpia di Jogja tepatnya di Bakpia Pathok 25 untuk berbelanja oleh-oleh.



Dari sini, aku sempat mencari toko kosmetik buat belanja sunblock dulu, dan setelah itu kami mulai perjalanan keluar dari Jogja. Ada pertemuan tentu ada perpisahan, karenanya tak ada pesta yang tak usai. Selamat tinggal Jogja, terimakasih telah menjadi bagian dari ulang tahun Van ke-8, dan memberikan moment indah diliburan kami.~~~byeee~~~

Travel Itinerary
LiQuidRainE.blogspot.com

0 comments:

Posting Komentar